Unit Gawat Darurat, Ini Fakta Menarik Yang Perlu Anda Ketahui

Unit Gawat Darurat
Ilustrasi

Penulis : Asriansyah | Editor : Evandry

PIJARMALINAU.COM – Ketika Anda melihat dokter atau perawat menggunakan ponsel di tempat kerja, jangan langsung membuat asumsi negatif. Mereka seringkali sedang berkomunikasi atau berkonsultasi dengan rekan seprofesi dalam tim kesehatan.

Bacaan Lainnya

Pernahkah Anda mengalami situasi seperti ini? Mari kita saling mendukung! Namun, sebelum merasa kesal, penting bagi kita untuk memahami aturan yang berlaku di Unit Gawat Darurat (UGD).

UGD didesain khusus untuk menangani pasien yang menghadapi kondisi darurat yang mengancam nyawa, seperti masalah pernapasan, sirkulasi, perdarahan atau penurunan kesadaran.

Penilaian awal melibatkan pengukuran tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, frekuensi pernapasan dan pengamatan tanda-tanda kegawatan. Juga, petugas akan memeriksa GCS (Glasgow Coma Scale) pasien untuk mengetahui tingkat kesadaran. Tentunya, ini adalah informasi rahasia.

Jika pasien tidak memenuhi kriteria darurat dalam penilaian awal, mereka akan di observasi sementara, sementara petugas merawat pasien lain yang membutuhkan pertolongan lebih mendesak. Terkadang, hal ini bisa membuat kita merasa tidak diutamakan, tetapi mari berikan dukungan satu sama lain.

Anda mungkin pernah melihat garis-garis warna seperti merah, kuning, hijau dan hitam di lantai UGD. Ini disebut garis triase dan digunakan untuk memprioritaskan pasien berdasarkan tingkat kegawatan mereka :

Garis Merah : Pasien dalam kondisi gawat darurat yang memerlukan perawatan segera, seperti kasus perdarahan berat, kesulitan bernapas atau henti jantung.

Garis Kuning : Pasien dengan kondisi gawat yang tidak mengancam nyawa, seperti luka ringan atau robek tanpa perdarahan.

Garis Hijau : Pasien dengan kondisi yang tidak gawat dan tidak darurat, seperti demam, batuk pilek, atau sakit perut, yang hanya memerlukan observasi.

Garis Hitam : Pasien yang telah meninggal dunia.

Lama pengamatan di UGD bervariasi tergantung pada kondisi pasien, hasil observasi dan kebutuhan pemeriksaan laboratorium atau radiologi. Hasil diagnosa akan menentukan apakah pasien dapat pulang atau harus dirawat inap.

Jika pasien harus dirawat inap, kenapa masih perlu menunggu sebelum dipindahkan ke kamar rawat inap? Ini disebabkan oleh proses komunikasi antara petugas UGD dan perawat di kamar rawat inap.

Dokter UGD juga perlu berkomunikasi dengan dokter spesialis untuk konsultasi mengenai perawatan selanjutnya. Semua ini memakan waktu, terutama jika ada pasien gawat darurat lain yang datang. Keadaan pasien di UGD bisa memburuk sewaktu-waktu.

Jadi, saat Anda melihat petugas medis menggunakan ponsel, jangan langsung membuat asumsi negatif.

Mereka mungkin sedang berkonsultasi mengenai kondisi pasien, hasil rontgen atau hal penting lainnya. Mari hindari mengambil foto diam-diam dan melakukan perundungan bersama.

Berapa lama Anda harus menunggu di UGD? Jawabannya sangat bervariasi, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi medis, hasil observasi, ketersediaan konsultasi dan rasio antara jumlah pasien dan tenaga medis yang tersedia.

Mari bersabar dan memahami bahwa pasien dengan kondisi yang lebih darurat membutuhkan perhatian lebih cepat. Suatu hari nanti, kita juga bisa menjadi yang diutamakan. Jika kita diberi prioritas rendah, itu berarti kita masuk dalam kategori triase hijau.

Semoga informasi ini berguna bagi kita semua.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *