MALINAU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Malinau, Kalimantan Utara, terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan sampah di daerah tersebut. Pada tahun 2023, DLH Malinau berhasil melayani total 61.450 pelanggan untuk layanan kebersihan dan pengelolaan sampah rumah tangga. Dalam operasionalnya, DLH Malinau secara rutin mengangkut sekitar 3 ton sampah setiap harinya, sebuah upaya penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Kepala DLH Malinau, dr. John Felix Rundupadang, menjelaskan bahwa total produksi sampah di wilayah Malinau mencapai antara 30 hingga 35 ton per hari. “Kami memiliki 12 armada yang berfungsi secara rutin, di mana setiap unit mampu mengangkut sekitar 3 ton sampah setiap harinya,” ungkapnya pada Sabtu (25/2/2023). Dengan jumlah pelanggan yang terus bertambah, tantangan dalam pengelolaan sampah semakin kompleks.
DLH Malinau kini mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi, terutama dalam memisahkan sampah organik dan nonorganik. Sampah organik, yang terdiri dari sisa makanan dan bahan biodegradable lainnya, memiliki potensi untuk didaur ulang menjadi pupuk kompos. Ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tetapi juga memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat.
Namun, pengelolaan sampah nonorganik, seperti plastik dan kaca, menghadapi tantangan tersendiri. Jenis sampah ini sulit terurai dan seringkali menjadi penyebab pencemaran lingkungan. “Permasalahan ada pada jenis sampah yang sulit terurai. Karena itu, tahun ini kami mulai merencanakan pemilahan antara sampah organik dan nonorganik,” lanjut John Felix.
Sebagai langkah konkret, DLH Malinau merencanakan penyediaan tong sampah khusus untuk pemisahan sampah organik dan nonorganik. “Kami akan melakukan uji coba sistem pemilahan ini dalam waktu dekat, dan kami berharap dapat menerapkannya secara luas dalam waktu singkat,” tambah John Felix. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah.
Edukasi kepada masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. DLH Malinau berencana menggelar berbagai kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah. “Kami mendorong warga untuk melakukan pemilahan sampah di rumah. Dengan kesadaran bersama, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan meningkatkan efektivitas daur ulang,” ujar John Felix.
Dalam upaya memperkuat pengelolaan sampah, DLH Malinau juga menjalin kerja sama dengan pihak ketiga. “Kami sedang bernegosiasi dengan beberapa mitra untuk membantu dalam proses daur ulang. Dengan melibatkan lebih banyak pihak, kami berharap dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah di Malinau,” tambahnya. Kerja sama ini mencakup penggunaan teknologi untuk pengolahan sampah dan sistem insentif bagi masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam pemilahan sampah.
DLH Malinau berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. John Felix menekankan bahwa pengelolaan sampah yang baik adalah tanggung jawab bersama. “Mari kita jaga kebersihan lingkungan kita demi kesehatan dan kesejahteraan generasi mendatang. Dengan bekerja sama, kita dapat membuat Malinau menjadi tempat yang lebih bersih dan nyaman untuk ditinggali,” tutupnya.
Dengan berbagai langkah yang telah dan akan diambil, DLH Malinau berharap dapat mencapai pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi masalah sampah, tetapi juga untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. Melalui kerja sama, edukasi, dan kesadaran kolektif, Malinau dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang baik di Kalimantan Utara dan sekitarnya.