Penulis : Steven YL | Editor : Evandry
MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Suasana pagi di arena utama Padan Liu Burung dipenuhi nuansa adat dan semangat kebersamaan.
Masyarakat Dayak Tahol tampil memukau dalam atraksi seni dan budaya bertajuk “Ilau Napangaan Nahoyom”, yang menjadi bagian dari rangkaian Festival Budaya Irau ke-11 dan HUT Kabupaten Malinau ke-26. (13/10/25)
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Malinau Wempi W. Mawa, SE., MH. menerima gelar kehormatan adat dari Lembaga Adat Dayak Tahol, yakni “Kalawon NahinTanga”.
Gelar ini memiliki makna “Perkasa dan Tangguh”, dan disebut sebagai gelar yang sakral serta baru pertama kali diberikan secara khusus dalam kegiatan budaya Dayak Tahol.
“Pemberian nama Kalawon NahinTanga ini sesuatu yang sakral, dan seperti yang disampaikan tadi, merupakan sesuatu yang belum pernah diberikan. Saya merasa terhormat atas kepercayaan dan penghargaan yang sangat berarti ini,” ujar Wempi dalam sambutannya.
Bupati Wempi juga menyampaikan doa dan harapan bagi Ketua Adat Dayak Tahol Provinsi Kalimantan Utara, Dr. Dumberbril, yang saat ini sedang dalam masa pemulihan kesehatan.
“Mari kita terus mendoakan beliau agar segera pulih. Beliau biasanya selalu hadir bersama kita dalam setiap kegiatan budaya seperti ini,” tambahnya.
Dalam pidatonya, Bupati Wempi menegaskan bahwa kegiatan seperti Festival Irau bukan sekadar hiburan, tetapi warisan budaya besar yang harus dijaga dan diteruskan kepada generasi mendatang.
“Budaya Dayak Tahol yang ditampilkan hari ini jika tidak kita jaga dan lestarikan, mungkin akan punah. Apa yang kita lakukan dalam Festival Budaya Irau ini adalah hal besar yang kita wariskan bagi generasi penerus negeri ini,” ujarnya.
Bupati Wempi menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten Malinau telah memberikan pengakuan dan ruang kepada seluruh etnis dan masyarakat adat untuk tampil dan berkontribusi melalui ajang Irau yang digelar setiap dua tahun sekali.
“Pemda Malinau memberi panggung bagi semua masyarakat adat untuk menunjukkan budayanya, agar siapa pun yang datang ke Malinau tahu betapa kayanya bumi Intimung dengan keberagaman budayanya,” jelasnya.
Bupati Wempi juga mengingatkan pentingnya menjaga bahasa ibu dan nilai-nilai lokal agar tidak hilang ditelan kemajuan zaman.
“Saya berharap masyarakat Dayak Tahol tidak meninggalkan bahasa dan ajaran leluhur dalam keluarganya. Jangan sampai generasi muda nanti tidak lagi mengerti bahasa ibunya sendiri,” pesannya.
Di akhir sambutan, Bupati Wempi mengajak seluruh masyarakat Malinau untuk terus menjaga persatuan dan membangun SDM yang unggul demi masa depan yang sejahtera.
“Kita satu keluarga besar dalam rumah besar Kabupaten Malinau. Tidak ada cara terbaik menuju kesejahteraan selain dengan menyiapkan SDM yang unggul dan berkualitas,” tutupnya. (syl)







