Dayak Sa’ban Tampilkan Gulat dan Tari Arang Tawak, Usulkan Desa Longbila Jadi Wisata Gulat Malinau

Dayak Sa’ban

Penulis : Steven YL | Editor : Evandry

MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Suasana pagi di arena utama Padan Liu Burung kembali semarak dengan atraksi seni dan budaya dari masyarakat Dayak Sa’ban.

Bacaan Lainnya

Penampilan ini menjadi salah satu bagian dari Festival Budaya Irau ke-11yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Malinau ke-26 tahun, (20/10/2025).

Ketua Lembaga Adat Dayak Sa’ban Malinau, Johnson Pawang, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Malinau atas ruang dan dukungan yang diberikan kepada masyarakat Sa’ban untuk menampilkan kekayaan budaya mereka.

“Kegiatan yang kami tampilkan hari ini merupakan budaya Dayak secara umum, seperti gulat tradisional dan permainan gasing, hanya saja setiap suku memiliki cara penyajian dan kemasan yang berbeda,” ujar Johnson.

Selain atraksi budaya, Johnson juga memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah atas dukungan di bidang pendidikan bagi anak-anak Sa’ban, termasuk melalui program Desa Sarjana Unggul dan Wajib Belajar Malinau Maju. Menurutnya, dukungan tersebut telah membuka akses pendidikan yang lebih luas bagi masyarakat di wilayah pedalaman.

Dalam kesempatan itu, Johnson turut melaporkan prestasi membanggakan yang diraih anak-anak Sa’ban dari Desa Longbila, yang berhasil mewakili Kabupaten Malinau pada cabang olahraga gulat tingkat provinsi, dengan capaian tiga medali perunggu dan satu medali emas.

Melihat potensi tersebut, pihaknya mengusulkan agar Desa Long bila dijadikan desa wisata gulat di Kabupaten Malinau, mencontoh keberhasilan Desa Antutan yang lebih dulu dikenal sebagai desa wisata olahraga tradisional.

“Kami berharap pemerintah daerah dapat mempertimbangkan usulan ini. Tujuannya bukan hanya melestarikan olahraga tradisional, tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pariwisata budaya,” tambahnya.

Johnson menegaskan bahwa masyarakat Dayak Sa’ban berkomitmen untuk terus berperan aktif membangun dan mensejahterakan Kabupaten Malinau, sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya dan berbudaya.

Usai sambutan, Johnson Pawang menampilkan tari tunggal khas Sa’ban, yang disambut tepuk tangan meriah penonton.

Acara kemudian dilanjutkan dengan beragam atraksi budaya, seperti tarian Arang Tawak yang menggambarkan semangat persatuan dan kekuatan masyarakat adat, serta permainan tradisional gasing dan gulat khas Dayak Sa’ban.

Festival Budaya Irau ke-11 tahun ini menjadi bukti nyata semangat kebersamaan berbagai etnis di Malinau dalam menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan kekayaan budaya daerah di tengah kemajuan zaman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *