Fire Hotspot Terdeteksi: Malinau Zona Aman, Bulungan dan Tana Tidung Zona Merah, Rentan Kebakaran Hutan dan Lahan

Fire Hotspot

PIJARMALINAU.COMBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengeluarkan informasi terkait adanya fire hotspot di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), yang merupakan tanda adanya potensi kebakaran hutan dan lahan.

BMKG juga memberikan data mengenai tingkat kemudahan terbakar (Fine Fuel Moisture Code-FFMC) dan potensi kebakaran hutan dan lahan di beberapa kabupaten dan kota di Kaltara.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan rilis BMKG tanggal 12 Juni 2023, wilayah Bulungan dan Tana Tidung masuk dalam kategori Zona Merah, yang menunjukkan risiko kebakaran hutan dan lahan tertinggi.

FFMC, yang digunakan untuk mengukur tingkat kemudahan terbakar, mencerminkan potensi kebakaran berdasarkan faktor cuaca pada bahan-bahan ringan yang mudah terbakar di lapisan atas permukaan tanah. Dalam hal ini, kategori merah menunjukkan kerentanan kebakaran yang paling tinggi, dengan tingkat resiko di atas 82 persen.

Risiko kebakaran yang tinggi di wilayah Bulungan dan Tana Tidung disebabkan oleh adanya banyak alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan. Kondisi sangat kering membuat material tersebut sangat mudah terbakar. Di sisi lain, wilayah Malinau, Nunukan, dan sebagian Tarakan masuk dalam kategori zona biru, kuning, dan hijau, yang menunjukkan tingkat risiko yang lebih rendah. Kategori biru memiliki tingkat risiko kebakaran yang paling rendah, di bawah angka -72, karena alang-alang dan dedaunan yang menutupi lantai hutan dalam kondisi basah dan sulit terbakar.

Sebelumnya, BMKG Tanjung Harapan telah melaporkan bahwa terdapat 9 titik panas atau hot spot di Kalimantan Utara pada awal Juni 2023 berdasarkan pemantauan dari empat satelit. Titik panas tersebut paling banyak terdeteksi di wilayah Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan. Selain itu, terdapat beberapa titik panas juga di Pulau Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung.

Dalam konteks ini, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang efektif untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan. Hal ini termasuk pengawasan yang ketat, pemantauan terhadap hotspot, sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran, serta pelaksanaan kebijakan yang mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan. (md)

Pos terkait