Suku Dayak Lundayeh Pecahkan Rekor Dunia MURI, Pada Pagelaran Seni Dan Budaya Pada Irau Malinau Ke 10 dan Hut Malinau Ke 24

Suku Dayak Lundayeh

Penulis : Steven | Editor : Evandry

MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Pada Irau Malinau Ke 10 dalam rangka HUT Kabupaten Malinau Ke 24, (9/10/2023), dilaksanakan rangkaian pagelaran seni dan budaya oleh 11 Suku dan 14 paguyuban yang ada di Kabupaten Malinau. Perayaan dimulai dengan suku Dayak Lundayeh yang menampilkan pertunjukan budaya menakjubkan yang berjudul “Ngeletep Ngadan Fadan Liu Burung” atau pemberian gelar kehormatan Bupati Kabupaten Malinau.

Bacaan Lainnya

Paulus Belapang, Ketua Lembaga Adat Dayak Lundayeh di Malinau, menjelaskan bahwa acara ini juga menjadi momen penting bagi suku Dayak Lundayeh. Mereka mengajukan permohonan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk secara resmi mematenkan salah satu tarian tradisional Suku dayak Lundayeh, yaitu “Tarian Sisid atau Siredu,” beserta “Fefefel.” Yang patut dicatat, “Fefefel” bertujuan untuk mencetak rekor baru di Museum Rekor Indonesia (MURI).

Acara budaya suku Dayak Lundayeh selama Irau Malinau ke-10 dalam rangka Hari Jadi Malinau yang ke-24 ini dibagi menjadi tiga bagian. Dimulai dengan pemberian penghormatan seremonial, kemudian acara formal, dan diakhiri dengan upaya pemecahan rekor MURI untuk “Fefefel.” Bagian penutup yang megah ini melibatkan lebih dari 1.300 pasangan peserta yang menampilkan “Fefefel,” melampaui target awal mereka sebanyak 1.000 pasangan atau 2.000 peserta individu.

Menurut Yosep Fadanur, S.T., M.T., Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persekutuan Dayak Lundayeh Kabupaten Malinau, “Persiapan untuk acara budaya ini memakan waktu sekitar satu bulan, dan kami menghadapi tantangan banjir. Namun, semua masyarakat suku Dayak Lundayeh di sekitar Malinau dengan semangat tinggi berpartisipasi dalam perayaan ini.”

Dalam hal jumlah pasangan “Fefefel” yang mencapai lebih dari 1.300 pasangan atau 2.600 peserta individu, perwakilan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) mengungkapkan, “Ini adalah prestasi luar biasa yang telah melewati target pemecahan rekor Dunia MURI untuk Fefefel terbanyak se-dunia.”

“Fefefel” adalah bagian integral dari budaya Dayak Lundayeh dan memiliki makna khusus dalam upacara penyambutan tamu, melambangkan ikatan persahabatan dan persaudaraan antara tuan rumah dan tamu. Ritual ini melibatkan pembagian “Ebpul” kepada tamu dalam pasangan yang saling berhadapan.

Perayaan ini memunculkan semangat kebersamaan dan memperkaya warisan budaya Malinau, menunjukkan betapa pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap budaya asli daerah ini. Dalam rangka mempertahankan dan menghormati tradisi-tradisi ini, Malinau terus menjadi tempat yang istimewa dan mempesona bagi para pengunjung dan masyarakatnya sendiri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *