MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau terus berupaya membuka akses transportasi udara ke desa-desa terisolir di pedalaman. (22/7/2023), bersama Smart Cakrawala Aviation, Sekretaris Daerah (Sekda) Malinau, Ernes Silvanus, memimpin ekspedisi penerbangan uji coba ke Desa Long Pala, Kecamatan Mentarang Hulu.
“Long Pala punya bandara perintis. Tapi sejak 2014 sudah tidak ada pesawat yang melayani rute ini. Makanya, kami mengajak Smart untuk uji coba apakah secara teknis bandara ini layak dilayani penerbangan perintis,” jelas Ernes.
Desa Long Pala, yang merupakan desa paling ujung di Kecamatan Mentarang Hulu, hanya memiliki dua pilihan transportasi bagi masyarakatnya, yaitu jalur sungai atau udara. Namun, sejak penerbangan Misionaris MAF menghentikan operasionalnya, warga setempat hanya bergantung pada transportasi sungai yang memakan waktu lama dan biaya mahal.
Konli Simson, Kepala Desa Long Pala, menyampaikan, “Semua tergantung air sungai. Kalau banjir berbahaya untuk ketinting. Begitu juga kalau surut, ketinting tidak bisa lewat.”
Oleh karena itu, warga setempat sangat antusias mendengar rencana Pemerintah Kabupaten Malinau untuk membuka rute penerbangan perintis di Long Pala. Meskipun pada anggaran Subsidi Ongkos Angkut (SOA) udara Pemkab Malinau tahun ini, Long Pala tidak termasuk dalam daftar penerima subsidi, namun diakui bahwa beberapa tahapan perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan proyek tersebut. Salah satunya adalah mengecek kelayakan bandara dan mengukur tingkat kesulitan Take Off & Landing untuk pesawat.
Untuk melaksanakan uji coba ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau menugaskan Smart Air, perusahaan penerbangan yang telah dipercaya sebelumnya, untuk mengoperasikan SOA udara. Dalam ekspedisi uji coba ini, pesawat Pilatus PC-6 dijadikan pilihan yang tepat.
Pilot pesawat tersebut, David, mengungkapkan tantangan unik yang dihadapinya, “Geografisnya sangat unik, banyak gunung. Posisi runway juga tidak sejajar dan ini termasuk sulit. Ada beberapa pohon tinggi yang harus ditebang biar aman.”
Sebagai seorang pilot yang telah tinggal selama dua tahun di pedalaman Kalimantan Utara, David mengaku bahwa penerbangan ke Long Pala merupakan pengalaman pertamanya.
Setelah mendarat, David bersama Aswinto Simanjuntak, penanggung jawab operasional Smart di Malinau, melakukan pengecekan landasan pacu dan mengidentifikasi beberapa pohon tinggi di sekitar area pendaratan yang harus dipangkas agar kegiatan penerbangan dapat berjalan dengan aman.
Aswinto mengatakan, “Kalau pohon itu bisa ditebang, membuat take off dan landing cukup aman,” saat meminta kerjasama dari warga untuk melakukan pemangkasan pohon-pohon tersebut.
Warga dengan senang hati menanggapi permintaan Aswinto dan berjanji untuk segera menebang pohon-pohon yang menghalangi aktivitas penerbangan. Menurut Aswinto, hasil dari penerbangan uji coba ini akan dievaluasi secara cermat untuk menentukan beban pesawat dan faktor keselamatan.
Camat Mentarang Hulu, PARIS, SE., M.Si, berharap agar SOA ke Long Pala dapat terealisasi untuk memberikan pelayanan lebih baik kepada masyarakat pedalaman.
“Jika Long Pala memiliki penerbangan perintis, ini akan sangat bermanfaat bagi warga desa sekitar. Bayangkan selama ini mereka bergantung pada transportasi sungai,” ujarnya.
Ernes Silvanus menambahkan bahwa keputusan untuk memasukkan Long Pala dalam SOA harus dipertimbangkan dengan matang, dan akan segera dilakukan evaluasi.
“Yang penting, pihak Smart tidak mengalami hambatan teknis. Soal anggaran, bisa saja rute Malinau-Long Pala dimasukkan dalam SOA perubahan. Tetapi yang utama adalah tujuan kami untuk membuka akses di desa-desa pedalaman demi kesejahteraan warga,” tandasnya. (md)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News.