Penulis : Steven YL | Editor : Evandry
MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Suasana pagi di arena utama Padan Liu Burung, (17/10/2025), kembali semarak dengan penampilan khas dari Lembaga Adat Dayak Punan dalam rangkaian Festival Budaya Irau ke-11 sekaligus peringatan HUT Kabupaten Malinau ke-26.
Ketua Lembaga Adat Dayak Punan Malinau, Elison, menyampaikan bahwa Festival Irau merupakan “legenda budaya dua tahunan” yang menjadi wadah penting untuk menampilkan kekayaan adat Dayak Punan kepada publik.
Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan pula pagelaran seni dan budaya “Mekan Tuntano”, sebuah upacara adat yang telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi simbol ketaatan terhadap leluhur.
“Tradisi ini bukan sekadar tontonan, tetapi pesan dari leluhur untuk selalu menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam,” ujar Elison.
Ia menjelaskan, filosofi masyarakat Dayak Punan sangat menekankan penghormatan terhadap tanah, air, dan hutansebagai sumber kehidupan.
Seluruh tarian dan seni yang ditampilkan merefleksikan penjiwaan yang mendalam terhadap alam dan kearifan lokal.
Acara tersebut juga dihadiri oleh warga Dayak Punan dari 10 kecamatan dan 34 desa se-Kabupaten Malinau.
Mereka hadir dengan semangat persaudaraan dan dukungan terhadap berbagai program pembangunan daerah.
Elison menegaskan bahwa masyarakat Dayak Punan siap mendukung seluruh visi dan misi pemerintah daerah untuk mewujudkan “Malinau Maju, Mandiri, Sejahtera” berbasis budaya dan kearifan lokal.
Ia juga menyebutkan beberapa program unggulan daerah, antara lain:
- Wajib Belajar Malinau Maju
- Desa Sarjana Unggul
- Pertanian Sehat (PESAT)
- Milenial Mandiri
- Smart Government (SAGET)
Dalam kesempatan itu, Elison menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Bupati Malinau, DPRD, Sekda, kepala OPD, para donatur, serta seluruh masyarakat yang terus mendukung pelestarian adat dan budaya.
Ia berharap, atraksi seni dan budaya seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Dayak Punan untuk terus menjaga identitas budaya di tengah arus globalisasi.
“Semoga seni dan budaya tidak hanya menjadi warisan, tetapi juga menjadi semangat hidup dan kebanggaan kita bersama, bahwa budaya adalah jati diri dan kekuatan Malinau,” tutup Elison.







