Penulis : Steven YL | Editor : Evandry
MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Festival Budaya Irau ke-11 resmi dibuka di kawasan Padan Liu Burung, Selasa (7/10/2025). Perayaan akbar yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau ini berlangsung meriah dan penuh semangat kebhinekaan.
Sejak pagi, ribuan warga dari berbagai penjuru Malinau memadati lokasi acara. Selain masyarakat lokal, sejumlah tamu undangan dari dalam dan luar negeri juga hadir, termasuk perwakilan dari Malaysia, unsur pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota se-Kaltara, hingga komunitas adat dan paguyuban budaya.
Pembukaan diawali dengan prosesi penyambutan adat yang khidmat. Bupati Malinau Wempi W. Mawa, SE., MH bersama Wakil Bupati Jakaria, SE., M.Si mendampingi para tamu menuju panggung utama.
Dalam sambutannya, Bupati Wempi menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berkontribusi menyukseskan acara ini.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Malinau, kami menyampaikan selamat datang di Bumi Intimung. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Malinau yang luar biasa, karena berkat dukungan semua pihak, Irau ke-11 ini bisa terlaksana dengan baik,” ujar Bupati Wempi.
Bupati Wempi menegaskan bahwa Irau lebih dari sekadar seremoni budaya. Festival dua tahunan ini adalah ruang ekspresi masyarakat Malinau yang majemuk, serta menjadi ajang pelestarian budaya dan pendidikan lintas generasi.
“Irau bukan sekadar festival, tapi ruang konsolidasi sosial yang mengajarkan toleransi, gotong royong, dan identitas budaya. Lewat Irau, kita wariskan nilai-nilai itu dari generasi ke generasi,” tegasnya.
Selain menjadi panggung budaya, Irau juga diakui berperan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Tahun ini, sebanyak 551 UMKM turut ambil bagian, bersama 117 peserta pameran pembangunan yang berasal dari OPD, instansi vertikal, BUMN, BUMD, organisasi kemasyarakatan, dan komunitas lokal.
“Festival budaya ini adalah milik kita bersama. Di sinilah potensi ekonomi, kreativitas, dan kolaborasi masyarakat bertemu,” tambah Wempi.
Menurut data hasil survei BPS dan Politeknik Malinau, sebelum acara pembukaan saja, perputaran uang yang tercatat sudah mencapai Rp14 miliar, terhitung sejak 17 September hingga 6 Oktober 2025.
“Ini menunjukkan dampak nyata dari pelaksanaan Irau terhadap ekonomi lokal,” ungkap Bupati Wempi.
Sebagai pembanding, pada pelaksanaan Irau tahun 2023, perputaran uang tercatat sebesar Rp44,8 miliar, dengan lonjakan pertumbuhan ekonomi mencapai 108,63%.
Bupati Wempi juga menyoroti tingginya antusiasme warga, ditandai dengan penuh sesaknya penginapan di Malinau sejak sepekan sebelum acara dimulai.
Tahun ini, Irau ke-11 mengusung tema besar “Malinau Negeri Sang Pengendali Air, Kaltara Terang, No Indonesia Gelap”, dengan subtema “Dari Malinau Menyala Harapan Menuju Kaltara Maju, Indonesia Emas.”
Tema tersebut menegaskan posisi strategis Malinau dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan air dan energi, khususnya melalui PLTA Mentarang Induk yang terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI).
“Kita ingin menyampaikan bahwa dari Malinau, energi harapan untuk Kaltara dan Indonesia bisa menyala,” kata Wempi.
Mengakhiri sambutannya, Wempi menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga suasana damai dan tertib selama pelaksanaan festival.
“Mari kita jaga toleransi yang sudah terawat dengan baik. Kita sukseskan bersama Irau ke-11 ini dengan semangat persaudaraan dan kebersamaan,” tutupnya. (syl)







