Penulis : Medry | Editor : Evandry
MALINAU, PIJARMALINAU.COM – Hari ke-5 pelaksanaan Irau Malinau Ke 10 dan HUT Malinau ke-24 telah diawali dengan persembahan seni dan budaya yang mengesankan dari masyarakat adat Dayak Sa’ban. Tidak hanya menjadi momen seni yang spektakuler, hari ini, Rabu (11/10/2023) juga menjadi saat yang istimewa karena diberikan dua gelar kehormatan yang sangat berarti.
Dalam upacara penghormatan ini, gelar kehormatan “Bile’ng Wan Hroong” diberikan kepada Bupati Malinau, Bapak Wempi W Mawa,SE., MH sebagai tanda penghargaan atas dedikasinya dalam memajukan budaya dan seni Dayak Sa’ban.
Sementara itu, Istri Bupati Malinau, Maylenty Wempi, menerima gelar “Luw Nngeng Siuw Layong.” Dua gelar ini bukan hanya simbol kehormatan masyarakat adat Sa’ban, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam harapan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
“Kami merasa sangat terhormat diberi gelar kehormatan oleh masyarakat Dayak Sa’ban. Ini adalah momen yang sangat bersejarah.” ujar Bupati Malinau Wempi..
Beliau juga mengingatkan bahwa gelar serupa telah diberikan sepuluh tahun yang lalu kepada Bupati Malinau sebelumnya, Yansen TP, dan istrinya, Ping Ding, pada perayaan Irau 2014.
Menurut Lembaga Adat Dayak Sa’ban, gelar “Bile’ng Wan Hroong” mencerminkan sosok yang memiliki kekuatan mantraguna, pemberani, dan bijaksana.
Hal ini mencerminkan harapan bahwa Bupati Wempi akan menjalankan tugas kepemimpinan dengan bijaksana, berani dalam pengambilan keputusan, dan mampu menerima kritik serta saran yang bersifat membangun dari masyarakat.
Gelar yang diberikan kepada Istri Bupati, Maylenty Wempi, yaitu “Luw Nngeng Siuw Layong,” memiliki makna sebagai Putri Dewa Matahari dari Kayangan.
Gelar ini mencerminkan sinar kebaikan yang menerangi dan memberi manfaat bagi manusia dan makhluk di bumi, sehingga menjadi teladan dalam menyebarkan kebaikan.
Ini menggarisbawahi peran penting Maylenty dalam mendampingi suaminya yang merupakan pemimpin tertinggi di Malinau saat ini.
Penghargaan ini juga menjadi momen yang memperkuat hubungan yang erat antara pemerintah dan masyarakat Dayak Sa’ban dalam upaya bersama untuk menjaga dan memajukan budaya lokal.
Ini bukan hanya merupakan pengakuan atas dedikasi Bupati Wempi dan istrinya, tetapi juga tentang komitmen bersama dalam melestarikan warisan budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak Sa’ban.
Bupati Wempi juga tidak luput dari memberikan apresiasi terhadap totalitas masyarakat Dayak Sa’ban dalam menjaga dan mempromosikan budaya mereka.
Ia sangat kagum terhadap semangat dan kesetiaan mereka terhadap warisan budaya yang mereka cintai.
“Totalitas ini menunjukkan kualitas Dayak Sa’ban. Saya yakin tidak semua orang hari ini berani berpenampilan dengan potongan rambut seperti yang dilakukan masyarakat Dayak Sa’ban, luar biasa!” ungkapnya. (md)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News.